JAKARTA, MP - Model dan pesinetron Manohara Odelia Pinot (17) mengaku kini lega dan merasa bebas. Hatinya senang karena ketika merayakan Lebaran kemarin dia berada di tengah-tengah orangtua dan keluarga tercintanya.
Meski masih terlihat letih, keceriaan artis bertubuh sintal ini tampak sangat jelas. Bahkan, senyuman sering menghiasi wajahnya ketika dia menyambut puluhan tamu yang bersilaturahmi ke rumahnya di Jalan Anggrek Cendrawasih Blok AA 11, Slipi, Jakarta Barat, pada Lebaran hari pertama, Minggu (20/9).
”Saya sangat senang pada Lebaran tahun ini, karena dekat dengan mama dan seluruh keluarga. Ini suasana yang sangat saya tunggu dan rindukan. Ini sangat berbeda dari sebelumnya. Saya merasa bebas dan lega saat ini. Suasananya hangat dan menyenangkan, karena semua orang yang saya cintai ada di sini. Lebaran ini menyenangkan dan penuh keramahan serta kejujuran untuk saling memaafkan,” kata Mano.
Meski Mano pernah merasakan hidup mewah di lingkungan Kesultanan Kelantan, Malaysia, kondisinya pada Lebaran tahun ini sangat berharga baginya. Suasana tanpa kemewahan dan segala macam protokoler kerajaan ini, kata dia, justru merupakan suatu berkah atas segala masalah yang pernah dirasakannya.
”Lebaran ini sangat istimewa. Suasana ini jelas berbeda dengan tahun sebelumnya dan tidak akan mungkin tergantikan. Kini saya tidak lagi terkekang, meski mama begitu tertib menjaga saya. Saya merasa tak ada lagi batas yang menahan,” kata pemeran utama dalam sinetron Manohara ini.
Soal hubungannya dengan keluarga Kelantan, Mano mengaku tak lagi trauma dan dendam. Meski begitu, kekecewaan masih ada yang tersisa. Bagi Mano, dengan kelegaan dan kebebasan yang dimilikinya saat ini, dia enggan untuk mengingat masa lalunya.
Kini dia bersama banyak orang yang menyayanginya, dan itu sangat membantunya untuk melupakan masa lalu. Selanjutnya dia hanya berpikir untuk bekerja, berkarier, dan menabung.
Apakah pada Lebaran ini ada kontak dengan keluarga Kelantan, terutama sang suami, Tengku Muhammad Fakhry? Mano mengungkapkan, dia sudah mengirim kartu ucapan Idul Fitri. Bagi dia, pintu maaf masih tetap terbuka. Namun, proses hukum dan mencari keadilan atas kekerasan yang dialaminya harus tetap berjalan.
”Sekarang ini hari yang sempurna dan penuh maaf serta saling menunjukkan kasih sayang. Kalau ke sana (Kelantan—Red) saya tetap berusaha untuk baik, karena saya kenal banyak orang di sana. Saya sudah kirim kartu ucapan Lebaran, tetapi belum ada balasan,” ujar perempuan berdarah blasteran Bugis, Amerika, dan Perancis ini.
Mano sadar masalah yang dialaminya belum akan selesai dalam waktu dekat. Namun, dia dan ibunya, Daisy Fajarina, tetap akan mencari keadilan.
”Saya belum tahu harus menjawab apa jika memang hal itu terjadi. Saat ini saya hanya ingin menikmati semua yang ada. Hari ini dan untuk hari esok saya masih merasa lega dan bebas,” ujar Mano.
Menurut Mano, kini ada beberapa tawaran main sinetron dan film. Namun, cewek berkulit putih dan bermata cokelat ini enggan menyebutkan berapa banyak kontrak kerja yang sudah ditawarkan kepadanya.
Pada malam takbiran kemarin, Mano mengunjungi tempat-tempat kumuh untuk membagikan bingkisan. Dia antara lain memberikan sumbangan kepada penghuni kolong jembatan di kawasan Muara Angke.
”Dia pergi ke sana tanpa bilang dulu kepada saya dan hanya bilang mau beli nasi uduk. Saya sempat khawatir, tapi dia ternyata ke sana (kawasan Muara Angke) bersama teman-temannya,” kata Daisy.
Mano mengaku tak sungkan datang ke kawasan kumuh. Baginya, apa yang dilakukannya sudah merupakan kewajiban untuk membantu sesama. ”Tempat kumuh seperti itu membuat Mano senang, apalagi melihat senyuman mereka yang terlihat senang saat mendapatkan bantuan,” ujarnya.
Setelah sibuk main sinetron, Mano sering melakukan kegiatan sosial. Ke depan, dia ingin membangun masjid dan yayasan. Untuk urusan duniawi, Mano mengaku sudah cukup dan ke depan tinggal mengumpulkan 'tabungan' untuk akhirat. (red/*wk)
Kamis, 24 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar