JAKARTA, MP - Mbah Surip penyanyi "Tak Gendong", yang mempunyai nama asli Urip Ariyanto meninggal dunia, Selasa (4/8) kemarin. Cubung Warsono Putro, sahabat Mbah Surip di galeri Pasar Seni Ancol, mengatakan terkejut mendapat kabar mengenai meninggalnya Mbah Surip.
"Saya terkejut, dengan kabar tersebut. Masak Mbah Surip yang dulunya tidak pernah sakit itu meninggal di rumah sakit," kata Cubung.
Sebab sejak dikenalnya 20 tahun yang lalu, Mbah Surip yang mempunyai kegemaran minum kopi dan makan ceker ayam itu, tidak pernah sakit. Seniman pelukis di Pasar Seni dan seluruh Indonesia pun berduka. Mbah Surip, sangat dekat dengan para pelukis.
"Mbah Surip itu dekat dengan para pelukis. Setiap ada Jambore Nasional Seniman, Mbah Surip selalu bernyanyi di depan para pelukis," kata Cubung yang merupakan pelukis aliran Suryalisme.
Bahkan menurut Cubung, Jambore Seni Rupa Nasional ke-14 yang akan digelar Jumat (7/8) nanti rencananya akan diisi dengan lagu Mbah Surip.
Cubung mengatakan Mbah Surip sangat dikenal di kalangan 70 pelukis yang berada di Pasar Seni Ancol. "Mbah surip orangnya tidak mau terikat. Namun selalu berterus terang setiap ada yang ingin dimintanya," kata Cubung.
Awalnya Mbah Surip di Pasar Seni, bekerja di cafe Sweet tahun 1987 yang saat ini telah tutup. "Dulunya Mbah Surip bantu-bantu di cafe Sweet. Dan bermain di Pasar Seni," kata Cubung.
Bahkan awalnya menurut Cubung, Mbah Surip itu mulai bernyanyi setelah dibelikan gitar oleh almarhum Wawan seorang pelukis di Pasar Seni yang meninggal dua tahun lalu. "Gitar yang dibawa Surip itu, dibelikan oleh Kang Wawan. Dan saya yang melukis digitarnya dengan lukisan abstrak," ujar Cubung.
Surip yang berasal dari Mojekerto itu menurut Cubung pribadinya tertutup. "Saya di sini meski dekat dengan Mbah Surip, tidak tahu siapa istri dan anaknya," katanya.
Setiap kali ditanya kehidupannya, Surip selalu menghindar dengan menjawab hah.. hah...hah...ha. "Orangnya polos, dan mudah bergaul. Terkadang kalau mau meminta sesuatu tidak pernah sungkan," kata Cubung.
Surip setiap menciptakan lagu, tidak pernah disalin. Menciptakan lagu secara spontanitas. Bahkan saat menciptakan lagu tak gendong, terinspirasi dari lukisan Wawan. Kebanyakan lagu yang diciptakan Surip dari inspirasi lukisan seniman di Pasar Seni Ancol.
Selain di Pasar Seni Ancol, Mbah Surip menurut Cubung sering bermain di Bulungan dan Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Dulu sebelum terkenal, Mbah Surip itu datang ke Pasar Seni Ancol dengan motor Binternya. Kalau tidak di sini mungkin di bulungan atau TIM," ujarnya. Kalau di Bulungan, Mbah Surip selalu bertemu dengan Anto Baret. Setiap kali ada pameran seni lukisan, Mbah Surip selalu ada. Hingga Mbah Surip lebih dikenal di kalangan pelukis awalnya ketimbang para artis.
Oleh karena itu Cubung dan 70 pelukis yang sudah menjadi keluarga besar Mbah Surip berduka. Mbah Surip setiap ketemu para pelukis, selalu mengucapkan I Love You Full, yang merupakan ciri khas Mbah Surip.
Sementara itu Manajer Pasar Seni Ancol, Bogang, menjelaskan mengetahui meninggalnya Mbah Surip dari internet. "Saya tahu Mbah Surip meninggal, dari istri saya yang melihat internet," kata ayah empat anak tersebut.
Sebelumnya sekitar pukul 08.00 WIB, mbah Surip mengirim pesan singkat melalui ponselnya sebanyak dua kali kepada Bogang. Namun karena tidak dibalas, akhirnya Mbah Surip menelepon Bogang.
"Mbah Surip telepon saya, dan mengatakan kalau dadanya sesak. Saya pun suruh Mbah Surip untuk berobat," kata Bogang.
Namun dirinya kaget begitu dikabarkan kalau Surip meninggal dunia. "Saya sangat berduka, apalagi Mbah Surip sudah saya anggap sebagai keluarga. Begitu juga dengan istri dan anak-anak saya yang dekat dengan beliau," kata Bogang.
Mbah Surip sebelumnya diketahui Bogang, adalah kelompok pemusik jalanan (KPJ), di blok M. Bahkan tahun 2005 disaat Jambore Seni Rupa Nasional ke 10, Mbah Surip sempat bernyanyi selama 60 jam nonstop. "Sayang saat itu tidak dicatat rekor muri," katanya.
Saat ini sudah ada tujuh album lagu, yang diciptakan serta dinyanyikan Mbah Surip.
"Semua master lagunya ada sama saya," kata Bogang. Lagu yang masuk dalam album Mbah Surip diantaranya berjudul : Bangun Tidur, Tak Gendong, Gadis Sawo Matang, Yang..yang..yang..yang, Enak..enak..enak..enak, Tukang Nasi Goreng, Orang Gila, Melodi Tiang Listrik, Dikejar-kejar, Barang Baru, Tukang Tidur, I Love You Full, Time is Money, Penari Pasar, Lihat Jam, Sama Besar, Jalan Masih Panjang, Mata Kucing, Ijo royo-royo, Siti Maelan, Mimpi, Asramaku Gosong, Likuidasi, Kang Mamat, Endang, Masuk Tong Syetan dan Cinta di Bawah Pohon Pepaya.
Sepengetahuan Bogang, Mbah Surip memiliki seorang anak laki-laki. "Saya pernah dikenalkan dengan anak Mbah Surip. Namun saya tidak tahu siapa namanya," kata Bogang. Kepada Bogang pun, masalah kehidupan rumah tangganya, Mbah Surip sangat tertutup.
Dibantah Meninggal
Sementara itu Direktur Utama Manajemen Kampung Artis, Sugama Trisnadi yang memimpin lembaga untuk membantu artis-artis yang sedang naik daun mengelola bisnisnya, mengatakan sempat membantah Mbah Surip meninggal.
"Saya sempat membantah meninggalnya Mbah Surip karena yang diketahui wafat adalah sopir yang sering mengantar almarhum yakni Boy Kusrit," katanya.
Boy meninggal pada Selasa (4/8) subuh sekitar pukul 03.00 WIB dan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) kawasan Kampung Artis, Jakarta Timur pukul 10.00 WIB. "Jadi saat ditanya Mbah Surip meninggal, maka saya dengan spontan membantah," ujarnya.
Sugama mengatakan telah mengingatkan Mbah Surip memperhatikan waktu istirahat agar kesehatan tidak terganggu seperti almarhum sopir yang sering mengantarnya. Almarhum Boy Kusrit meninggal karena serangan stroke.
Hanya saja, Sugama mengatakan menjelang kematian Mbah Surip kegiatannya sangat padat dan tidak diatur Manajemen Kampung Artis.
"Sekitar lima persen dari ratusan kegiatan Mbah Surip yang hanya dilaporkan ke Manajemen Kampung Artis sedangkan lainnya dilakukan karena kepedulian sosial yang tinggi sehingga tidak mendapat honor," katanya.
Mbah Surip, penyanyi lagu fenomenal "Tak Gendong" itu meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes), Kramat Jati Jakarta Timur, pada Selasa (4/8) kemarin sekitar pukul 10.30 WIB.
Setibanya di RS Pusdikkes Jakarta Timur, penyanyi beraliran Reggae ala Bob Marley itu tidak tertolong lagi oleh para dokter yang menanganinya.
Mbah Surip memiliki nama lengkap Urip Ariyanto, lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 5 Mei 1949 merupakan penyanyi beraliran Reggae.
Mbah Surip pernah mendapat penghargaan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori menyanyi terlama.
Ia juga pernah ikut membintangi beberapa film dan beberapa kali pula tampil di televisi.
Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip menjalani berbagai macam profesi mulai dari pekerjaan di bidang pengeboran minyak, tambang berlian bahkan lelaki yang memiliki gelar Doktorandus, Insinyur, dan MBA ini pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California.
Namun karena merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Ia pun bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki.
Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang.
Dalam perjalanan musiknya, Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 di antaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan barang Baru (2004). Lagu "Tak Gendong" itu sendiri konon diciptakan pada tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. (red/*a)
Rabu, 05 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar